Rafting X Badeng
Banyuwangi – Jawa Timur
Sekitar 1 jam perjalanan kita langsung masuk ke daerah sawah-sawah dan di pinggir sungai. Di tepi hutan pinus. Pemandangan yang bagus , jarang kita liat di kota Surabaya. Tempat yang kita akan tuju adalah X Badeng Tubing Advanture, kita mau rafting. Kita akan menyusuri Kali Badeng. Asik kan, di Surabaya tidak mungkin menceburkan diri ke sungai. X Bareng tepat nya ada di desa Sumberbulu kecamatan Songon, Banyuwangi. Kalau udah di tepi hutan pinus berati sudah dekat.
Setelah sampai yayank langsung mengendong anak kami Meme yang berusia 4 tahun. Yayank langsung menemui kordinator guade, untuk menanyakan apakah anak kami boleh ikut. Setelah di amat-amati berdua, salah satu petugasnya bertanya, "apakah anaknya berani pak? Karena apabila sudah berangkat tidak bisa menepi.” Yayank mantep jawab ,”berani.” Memang sih Meme berani, buat dia itu aneh-aneh main air. Pada dasarnya anak kecil itu lebih berani, kenapa kok bisa takut, biasanya karena kita yang menakut-takuti. Langsung pak kliwon ( nama panggilan sih ) bilang kalau harus sekapal dengan dia
Kordinator mengumpulkan kita untuk briefing. Kita di beri pengertian tentang alat keselamatan apa saja yang kita pakai, cara duduk yang benar di kapal, hal-hal apa aja yang kita lakukan apabila kita terjebur. Cara menolong teman yang tercebur. Kita juga di beritahu hal-hal apa aja yang mungkin terjadi dan cara menanggulanginya. Para guide memperagakan dan menerangkan dengan jelas. Setelah brefing kita diajak untuk senam. Penting lho... untuk pemanasan, supaya saat kita mengarungi sungai tidak kesemutan atau kram. Banyangin aja tidak pernah olahraga , lalu ini harus berolahraga berat, pasti otot kita tidak kuat. Jadi ikut lah senam dengan happy. Senam nya asik kok, malah lucu, lagunya aja lagu dangdut kekinian.
Setelah senam kita diarahkan untuk memakai peralatan keselamatan, seperti helm, pelampung. Untuk anak umur 4 tahun ada kok. Saran saya sebelum pakek peralatan, ke kamar mandi dulu. Selesaikan semuanya. Apalagi orang yang seperti saya, beser. Dingin air bisa membuat kita ingin ke belakang. Jadi selesaikan dulu. Kalau udah pakek peralatan sedikit ribet kalau ke kamar mandi. Semua udah pakek peralatan, titipkan barang berhaga kita seperti kunci mobil. Koordinator langsung membagi kita. Membagi sesuai berat kita. Biar imbang, jangan sampai sekapal besar semua, terus sekapal kecil semua. Jadi harus imbang. Pak Kliwon menambah 1 orang lagi di kapal kami. Dia langsung mengatur di mana kita duduk nanti di kapal. Setelah peralatan lengkap dan semua udah memakai, langsung naik mobil pick up.
Kita di bawa ke titik awal dengan mengendarai pick up. Di tengah pick up ada ban besar, jadi bisa duduk di tengah. Kalau di pinggir ban sakit pantatnya, enak an di tengah empuk. Sedikit empet-empetan, sedikit terlontar-lontar. Karena jalan nya jalan setapak yang biasa di lewati penduduk untuk mengabil pinus. Tapi semua itu tidak berasa, karena pemandangan di kanan dan kiri. Yup... pemandangan hutan pinus. Lagian kita di kota tidak pernah naik pick up, dan tidak ada hutan pinus. Sesekali sopir menyapa warga yang lewat. Yak se desa jadi kenal. Di awal perjalan kita juga melewati area out door di pinggir hutan pinus. Pick up kita berjalan sampai habisnya jalan setapak. Sebenarnya jalan setapaknya tidak habis , Cuma menyempit jadi selebar motor.
Pick up nya berhenti, binggung lah saya. Karena ini masih tengah hutan tidak terlihat sungai Kali Badeng nya. Guide langsung menyarankan kita untuk meninggal kan sandal atau sepatu kita di mobil. Menurut aja, aman kok, dari pada terhanyut. Guide yang lain memimpin kita untuk ke jalan setapak yang kearah bawah. Lumayan jauh, dengan medan yang kadang berlumpur, kadang berbatu kerikil. Enak kalau berlumpur dingin dan empuk di kaki. Kalau pas berbatu, duh.... gimana gitu. Aku juga tidak pernah refleksi. Dari depan kordinator robongan udah teriak, “ refleksi gratis !!!” aku Cuma meringis menahan sakit di kaki, langkah ku jadi melambat, karena aku memilih mana yang lebih sedikit batu nya. Guide memanggul ban besar dan kapal. Setelah lumayan lama berjalan menurun , terdengar bunyi gemericik air. Sampai kita di bibir sungai Kali Badeng.
Para guide menyandarkan kapal yang mereka bawa. Kordinator guide langsung menyuruh kita satu persatu untuk naik ke kapal sesuai yang tadi sudah di bagi. Ada beberapa guide yang melaju duluan dengan mengunakan ban besar. Setelah beberapa saat mereka malaju , perlahan-lahan kita di suruh melaju juga. Kita mengarungi sungai Kali Badeng yang dangkal dan banyak jeram nya. Ada yang jeram kecil ada yang jeram banyak. Arus di sungai ini termasuk deras. Jadi kita tidak perlu mendanyung, cukup guide yang membawa dayung. Itupun untuk mengarahkan kapal. Walaupun sungai berarus deras dan ber jeram, tak perlu khawatir. Guide yang melaju duluan itu yang menjaga kita di tiik-titik rawan. Seperti di arus yang deras, padahal di tepi tebing, di jeram dengan batu yang besar, bersiap membantu apabila ada kapal yang terjebak. Jadi tidak perlu khawatir, aman. Setiap kita melewati tempat yang ekstrim kapal kita selalu menepi, tujuannya menunggu yang lain. Jadi kita tidak terlalu jauh jarak dari kapal lain. Tetap bersama-sama. Apabila ada kapal yang tersangku di titik yang susah , guide yang lain pasti membatu.
Apabila kita terguling, jangan panik. Itu lebih karena ke jahilan guide dan pasti di suruh kawan serombongan kita. Guide tahu titik aman yang bisa untuk bercanda. Apabila tidak bercanda, ya nasib nya seperti kapal saya. Kering sampai akhir. Karena guide saya tidak bercanda karena ada anak umur 4 tahun. Apabila teman kami mau mengguyur kami guide selalu bilang, jangan ada anak kecil. Karena kering , anak-anak bt. Cece protes, tidak papa di guyur aja, aku berani. Hahaha...baru deh berani menguyur kami. Tapi untuk membalikkan kapal, guide tidak berani. Tapi teman kita terbalik semua.
Yang saya lingkar ada guide yang melaju duluan.
Sepanjang perjalanan kita menikmati pemandangan hutan pinus, tebing jurang, hamparan sawah yang hijau, beberapa gundukan pasir. Di sana banyak warga yang mengambil pasir di sungai. Untuk bahan bangunan. Sesekali kita bertemu pak tani dan bu tani yang sedang bekerja di sawah. Melewati lorong jembatan bambu yang di buat penduduk secara sederhana.
Asik banget... olahraga juga memanjakan mata, juga hidung. Pokok
pemandangan itu tidak ada di kota. Setelah separuh perjalanan, semua kapal menepi. Kita istirahat, minum jahe dan gorengan. Foto-foto juga. Karena tidak bisa bawa hp, jadi ada juru foto yang fotoin kita. Juru foto itu mengikuti kita dari jalur darat, selama mengarungi sungai juru foto itu candid, tapi adaa juga yang bergaya, tergantung waktu tidak ada jeram kita bisa bergaya.
Setelah kita selesai istirahat langsung kembali ke kapal masing-masing. Seperti biasa yang bawa ban melaju duluan . Nah.... medan nya setelah peristirahatan adalah air terjun kecil. Tenang ... kan waktu brefing udah diajari kan. Langsung guide memberi komando untuk siap-sip. Para guide yang tadi melaju duluan adalah menjaga kita dari atas dan dari bawah. Membantu mengarahkan kapal kita, jadi sampai di bawah pun aman, tidak terbalik. Setelah itu melaju datar dengan jeram . Air terjunnya Cuma 1 aja.
Sampai di akhir kita lebih sering melihat tumpukan pasir, hasil tambang warga. Setelah sampai akhir kita tidak mau langsung naik. Kami tetap main-main ke sungai. Helm yang di kepala berubah fungsi jadi gayung untuk menyiram kawan kami yang baru saja datang. Jadilah kita perang air. Maklum di kota tidak ada sungai, dan bagus juga untuk anak kami. Biar mereka bisa merasakan main sungai, permainan orangtuanya dulu. Tidak usah khawatir, karena selama kita main air guide masih disana mendampingi kita. Mereka berjajar di ujung sehingga kalau kita terpeleset tidak terbawa arus.
Setelah kita puas main air, melepas rindu masa kecil . Langsung ke atas untuk mandi. Wanita dulu yang mandi . Ada beberapa titik kamar mandi. Jangan di bandingkan dengan hotel mewah ya .... cukup ada tempat untuk menampung air, kamar mandi yang bersih. Air dingin banget, karena saya tidak kuat air dingin jadilah saya berteriak-teriak sampai akhir mandi. Para pria mengalah, mereka tidak mandi dulu, ada yang makan dulu, ada yang main pingpong. Setelah cewek selesai mandi baru mereka mandi.
Mandi usai perut terasa lapar. Kita bisa makan di gazebo khusus untuk makan. Udah ada petugas yang menyediakan kita makan. Walaupun Cuma sayur bening, tempe , ikan asin dan telur , tetap nikmat. Apabila tidak suka, di depan dekat kantor ada pedagang bakso. Lumanyan untuk menghangat kan badan.
Apabila anda sedang datang bulan tidak apa. Tapi jangan waktu deras-derasnya ya. Kalau lagi awal atau mau selesai sih masih aman. Pokok waktu mau berangkat naik pikup ke kamar mandi dulu untuk membasuh diri dan ganti dengan yang baru. Selama di air tidak apa kok. Seperti kalau kita renang. Ya... tau lah... karena teman serombongan ada yang datang bulan, dan saya saranin begitu. Aman sampai selesai mandi. Apabila anda datang tidak dengan rombongan, kita akan di gabungkan dengan rombongan yang ada. Waktu ini ada orang korea asli. Karena cuma berdua maka di gabungkan dengan rombongan kita.
Selamat mengarungi sungai kali Bandeng dengan keluarga, sahabat dan orang tercinta. Tuhan Yesus memberkati.
Komentar
Posting Komentar